Senin, 23 Maret 2015

[007] Al A'raaf Ayat 031

««•»»
Surah Al A'raaf 31

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
««•»»
yaa banii aadama khudzuu ziinatakum 'inda kulli masjidin wakuluu waisyrabuu walaa tusrifuu innahu laa yuhibbu almusrifiina
««•»»
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid {534}, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih- lebihan [535}. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
{534} Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling ka`bah atau ibadat-ibadat yang lain.
[535} Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
««•»»
O Children of Adam! Put on your adornment on every occasion of prayer, and eat and drink, but do not waste; indeed He does not like the wasteful.
««•»»

Sebab ayat ini turun diterangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdun bin Hamid dari Said bin Jubair, katanya bahwa orang-orang di zaman Jahiliah tawaf sekeliling Kakbah dalam keadaan telanjang bulat. Mereka berkata: "Kami tidak akan tawaf dengan memakai pakaian yang telah kami pakai untuk berbuat dosa."

Lalu datanglah seorang perempuan untuk mengerjakan tawaf dan pakaiannya dilepaskannya sama sekali sedang ia dalam keadaan bertelanjang hanya tangannya saja yang menutup kemaluannya. Karena itu turunlah ayat ini.

Dan diriwayatkan pula bahwa Bani Amir di musim haji tidak memakan daging dan lemak, kecuali makanan biasa saja. Dengan demikian mereka memuliakan dan menghormati haji, maka orang Islam berkata: "Kamilah yang lebih berhak melaksanakan itu."

Maka turunlah ayat ini. Dalam ayat ini Allah swt. memerintahkan supaya manusia memakai "zinah" (pakaian yang indah) dalam mengerjakan ibadat, seperti salat, tawaf dan lain-lainnya.

Yang dimaksud dengan memakai "zinah" ialah memakai pakaian yang dapat menutupi auratnya. Lebih sopan lagi kalau pakaian itt selain bersih dan baik juga indah yang dapat menambah keindahan seseorang dalam beribadat menyembah Allah sebagaimana kebiasaan seseorang berdandan dengan memakai pakaian yang indah di kala akan pergi ke tempat-tempat undangan dan lain-lain, maka untuk pergi ke tempat-tempat beribadat untuk menyembah Allah tentu lebih pantas lagi, bahkan lebih utama.

Hal ini bergantung pada kemauan dan kesanggupan seseorang, juga bergantung pada kesadaran. Kalau seseorang hanya mempunyai pakaian selembar saja, cukup untuk menutupi aurat dalam beribadat itu pun memadailah. Tetapi kalau seseorang mempunyai pakaian yang agak banyak, maka lebih utamalah kalau dia memakai yang bagus.

Rasulullah saw. telah bersabda:
إذا صلى أحدكم فليلبس ثوبيه فإن الله عزوجل أحق من تزين له فإن لم يكن له ثوبان فليتزر إذا صلى ولا يشتمل احدكم فى صلاته إشتمال اليهود
Apabila salah seorang di antaramu mengerjakan salat hendaklah memakai dua kain, karena untuk Allahlah yang lebih pantas seseorang berdandan. Jika tidak ada dua helai kain, maka cukuplah sehelai saja untuk dipakai salat. Janganlah berkemul dalam salat, seperti berkemulnya orang-orang Yahudi.
(H.R At Tabrani dan Al Baihaqy dari Ibnu Umar)

Diriwayatkan dari Hasan, cucu Rasulullah, bahwa dia apabila akan mendirikan salat memakai pakaian yang sebagus-bagusnya. Maka dia ditanya orang dalam hal itu. Dia menjawab: "Allah indah suka kepada keindahan, maka saya memakai pakaian yang bagus."

Dan Allah berfirman:
خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ
Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.
(Q.S Al A'raf: 31)

Jelaslah dari ayat ini, bahwa agama Islamlah yang menyebabkan umat manusia di dunia ini berkemajuan dan beradab. Perintah memakai pakaian yang baik ini sebelum Islam datang belum ada. Manusia masih banyak yang belum tahu pakaian, masih bertelanjang, baik di dunia barat atau dunia timur. Setelah turun perintah berpakaian dan cara berpakaian, banyak di antara umat-umat yang masih terbelakang itu setelah masuk Islam menjadi umat yang beradab dan sampai kepada kemajuan yang tinggi. Tumbuh pulalah kemajuan dalam bidang pertanian, menanam kapas dan lain-lainnya yang menjadi bahan baku buat pakaian manusia.

Kemudian dalam ayat ini, Allah swt. mengatur pula perkara makan dan minum manusia. Kalau pada masa Jahiliah manusia yang mengerjakan haji hanya memakan makanan yang mengenyangkan saja, tidak memakan makanan yang sedap-sedap yang dapat menambah gizi dan vitamin yang diperlukan oleh badan, maka dengan turunnya ayat ini, makanan dan minuman manusia itu harus disempurnakan dan diatur untuk dapat dipelihara kesehatannya. Dengan begitu manusia lebih kuat mengerjakan ibadat.

Maka dalam ayat ini diterangkan Allah memakai pakaian yang bagus dengan memakan makanan yang baik dan minum minuman yang bermanfaat dalam rangka mengatur kesempurnaan dan kesehatan untuk dapat beribadat kepada Allah dengan baik.

Kesehatan badan banyak hubungannya dengan makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang berlebih-lebihan membawa kepada kerusakan kesehatan. Karena itu, Allah melarang berlebih-lebihan dalam makan dan minum.

Larangan berlebih-lebihan itu mengandung beberapa arti, di antaranya:
  1. Jangan berlebih-lebihan dalam makan dan minum itu sendiri. Sebab makan dan minum berlebih-lebihan dan melampaui batas akan mendatangkan penyakit. Makanlah kalau sudah merasa lapar, dan kalau sudah makan, janganlah sampai terlalu kenyang. Begitu juga minumlah, kalau merasa haus dan bila haus terasa hilang, berhentilah minum, walaupun nafsu makan atau minum masih ada.
  2. Jangan berlebih-lebihan dalam berbelanja untuk membeli makan atau minuman karena akan mendatangkan kerugian dan akhirnya akan menghadapi kerugian kalau pengeluaran lebih besar dari pendapatan, akan menimbulkan utang yang banyak. Oleh sebab itu manusia harus berusaha supaya jangan besar pasak dari tiang.
  3. Termasuk berlebih-lebihan juga kalau sudah berani memakan dan meminum yang diharamkan Allah.
Dalam hal ini Rasulullah saw. telah bersabda:
كلوا واشربوا وتصدقوا والبسوا في غير مخيلة ولا سرف فإن الله يحب أن يرى أثر نعمه على عبده
Makanlah, minumlah, bersedekahlah dan berpakaianlah dengan cara yang tidak sombong dan tidak berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah suka melihat penggunaan nikmat-Nya pada hamba-Nya.
(H.R Ahmad, Turmuzi dan Hakim dari Abi Hurairah)

Perbuatan berlebih-lebihan yang melampaui batas itu selain merusak dan merugikan juga Allah tidak menyukainya. Setiap pekerjaan yang tidak disukai Allah kalau dikerjakan juga tentu akan mendatangkan bahaya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah) yaitu buat menutupi auratmu (di setiap memasuki mesjid) yaitu di kala hendak melakukan salat dan tawaf (makan dan minumlah) sesukamu (dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).
««•»»
O Children of Adam! Don your adornment, that which covers your nakedness, at every place of worship, at prayer and at the circumambulation, and eat and drink, what you want, but do not be excessive; He truly does not love those who are excessive.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Muslim telah meriwayatkan melalui Ibnu Abbas. Ibnu Abbas telah mengatakan bahwasanya pada zaman jahiliah ada seorang wanita melakukan tawaf di Kakbah, sedangkan ia dalam keadaan telanjang bulat kecuali hanya pada bagian kemaluannya yang ditutup secarik kain. Dan ia mengatakan, "Pada hari ini tampak sebagian tubuh atau seluruhnya; anggota tubuh yang terlihat aku tidak menghalalkannya." Kemudian turunlah firman Allah swt., "Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid......" (Q.S. Al-A`raaf 31) dan turun pula firman Allah swt., "Katakanlah, 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah.'....."
(QS. Al A`raaf [7]:32-33).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 30][AYAT 32]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
31of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=31&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:31

[007] Al A'raaf Ayat 030

««•»»
Surah Al A'raaf 30

 فَرِيقًا هَدَى وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلَالَةُ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ
««•»»
fariiqan hadaa wafariiqan haqqa 'alayhimu aldhdhalaalatu innahumu ittakhadzuu alsysyayaathiina awliyaa-a min duuni allaahi wayahsabuuna annahum muhtaduuna
««•»»
Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.
««•»»
A part [of mankind] He has guided and a part has deserved [to be consigned to] error, for they took devils for guardians instead of Allah, and supposed they were guided.
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa manusia itu terbagi atas dua golongan. Golongan pertama yaitu golongan yang telah diberi petunjuk oleh Allah swt. di dunia ini dan diberi taufik mengerjakan salat, menyembah-Nya dengan ikhlas dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain. Sedang golongan kedua ialah golongan yang telah sesat karena mengikuti ajakan setan dan meninggalkan perintah Allah Penciptanya. Setan itulah yang dijadikan pelindungnya, bukan Allah swt. Anehnya mereka sudah sesat menempuh jalan yang dilarang oleh Allah swt. mengerjakan perbuatan yang tidak diridai-Nya, tetapi masih menyangka bahwa mereka memperoleh petunjuk. Orang yang demikian itu adalah orang yang paling merugi

sebagaimana firman Allah swt.:
قُل هَل نُنَبِّئُكُم بِالأَخسَرينَ أَعمالًا
الَّذينَ ضَلَّ سَعيُهُم فِي الحَياةِ الدُّنيا وَهُم يَحسَبونَ أَنَّهُم يُحسِنونَ صُنعًا

Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya di dalam kehidupan di dunia ini sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya."
(QS Al Kahfi [18]:103-104)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sebagian) dari kamu (diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan pelindung mereka selain Allah) (dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk).
««•»»
A party, of you, He has guided, while another party has deserved to go astray — they have taken devils as patrons instead of God, that is, other than Him, and think that they are guided’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 29][AYAT 31]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
30of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian 
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=30&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#7:30

[007] Al A'raaf Ayat 029

««•»»
Surah Al A'raaf 29

قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ
««•»»
qul amara rabbii bialqisthi wa-aqiimuu wujuuhakum 'inda kulli masjidin waud'uuhu mukhlishiina lahu alddiina kamaa bada-akum ta'uuduuna
««•»»
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (kata- kanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu {533} di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan keta'atanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)".
{533} Maksudnya: tumpahkanlah perhatianmu kepada sembahyang itu dan pusatkanlah perhatianmu semata-mata kepada Allah.
««•»»
Say, ‘My Lord has enjoined justice,’ and [He has enjoined,] ‘Set your heart [on Him] at every occasion of prayer, and invoke Him, putting your exclusive faith in Him. Even as He brought you forth in the beginning, so will you return.’
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. memperbaiki kekeliruan mereka, yaitu supaya mereka mengetahui bahwasanya Tuhan kami hanya memerintahkan kepada kami supaya kami beristiqamah, berlaku adil di dalam semua hal dan urusan dan tidak melampaui batas,

Sebagaimana firman Allah swt.:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
(QS An Nahl [16]:90)

Selanjutnya Allah swt. menyuruh supaya mereka mengarahkan mukanya ke Kakbah yang telah ditetapkan menjadi kiblat bagi setiap orang yang salat, baik di merjid maupun di tempat lain penuh dengan keikhlasan karena sesuatu amal tanpa disertai dengan keikhlasan tak akan diterima oleh Allah swt.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.:
إن الله تعالى لا يقبل من العمل إلا ما كان له خالصا
Sesungguhnya Allah swt. tidak akan menerima amal kecuali dikerjakan dengan ikhlas untuk (memperoleh rida)-Nya.
(H.R Nasa'i dari Abu Umamah)

Untuk mendorong mereka supaya tetap ingat dan patuh kepada Allah swt. tidak terpengaruh kepada ajakan dan bujukan setan, mereka harus selalu ingat kepada Allah sebagaimana mereka diciptakan-Nya pada permulaannya, mereka akan kembali kepada-Nya pada hari pembalasan di mana mereka akan mempertanggungjawabkan semua amal yang telah mereka kerjakan di dunia ini.

Firman Allah swt.:
وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ وَمَا نَرَى مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ لَقَدْ تَقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ
Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu.
(QS Al An'am [6]:94)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah, "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan") yaitu perbuatan yang adil. (Dan luruskanlah) diathafkan secara makna kepada lafal bil qisthi, yang artinya, Ia berkata, "Berlaku adillah kamu dan luruskanlah dirimu." Atau diathafkan kepada lafal sebelumnya dengan menyimpan taqdir yakni: Hadapkanlah dirimu (mukamu) kepada Allah (di setiap salatmu) ikhlaslah kamu kepada-Nya di dalam sujudmu (dan sembahlah Allah) beribadahlah kepada-Nya (dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya) bersih dari kemusyrikan. (Sebagaimana Dia menciptakanmu pada permulaan) yang sebelumnya kamu bukanlah merupakan sesuatu (demikian pulalah akan kembali kepada-Nya) artinya Dia akan mengembalikan kamu pada hari kiamat dalam keadaan hidup kembali.
««•»»
Say: ‘My Lord enjoins justice, fairness. And set (wa-aqīmū is a supplement to the [syntactical] significance of bi’l-qist, ‘justice’, that is to say, [it is as if] He said, ‘Be just and set [your faces]’, or read [wa-aqīmū] with an implied fa-aqbilū, ‘so turn’ towards it) your faces, towards God, in every place of worship, performing your prostrations purely for Him, and call upon Him, worship Him, devoting your religion to Him, [free] of any idolatry. As He brought you into being, [as] He created you, when you were nothing, so you will return, that is, [so] He will bring you back to life on the Day of Resurrection.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 28][AYAT 30]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
29of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=29&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:29

[007] Al A'raaf Ayat 028

««•»»
Surah Al A'raaf 28

وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
««•»»
wa-idzaa fa'aluu faahisyatan qaaluu wajadnaa 'alayhaa aabaa-anaa waallaahu amaranaa bihaa qul inna allaaha laa ya/muru bialfahsyaa-i ataquuluuna 'alaa allaahi maa laa ta'lamuuna
««•»»
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji {532}, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya." Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji." Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?
{532} Seperti: syirik, thawaf telanjang di sekeliling ka`bah dan sebagainya.
««•»»
When they commit an indecency, they say, ‘We found our fathers practising it, and Allah has enjoined it upon us.’ Say, ‘Indeed Allah does not enjoin indecencies. Do you attribute to Allah what you do not know?’
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, orang-orang yang telah menjadikan setan sebagai pemimpinnya apabila berbuat kejahatan, seperti bertawaf di sekeliling Kakbah dalam keadaan telanjang, mengingkari Allah dan menyekutukan-Nya, yang dicela oleh manusia sekitarnya, mereka mengemukakan alasan dan uzur bahwa begitulah yang kami ketahui dan kami dapati dari nenek moyang kami. Kami hanya mengikuti apa yang telah dikerjakan mereka, bahkan Allah telah memerintahkan kepada kami yang demikian itu, dan kami hanya menuruti perintah-Nya. Pengakuan mereka tentunya tidak dapat dibenarkan, karena Allah swt. mempunyai sifat kesempurnaan tidak mungkin dan tidak masuk akal akan menyuruh dan memerintahkan mereka berbuat jahat dan keji seperti perbuatan tersebut di atas. Sebenarnya yang memerintahkan mereka berbuat jahat dan keji tentunya tiada lain melainkan setan,

Sebagaimana firman Allah:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).
(QS Al Baqarah [2]:268)

Mereka mengeluarkan perkataan yang dialamatkan kepada Allah swt. bahwa Dialah yang menyuruh berbuat jahat dan keji. Itu adalah ucapan yang tidak beralasan yang tidak didasarkan atas pengetahuan padahal yang demikian itu akan dipertanggungjawabkan nanti di akhirat

Sebagaimana firman Allah swt.:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan ditanya.
(Q.S Al Israa' [17]:36)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji) seperti perbuatan syirik dan tawaf mereka di sekeliling Kakbah dalam keadaan telanjang seraya mengemukakan alasan mereka, "Kami tidak akan melakukan tawaf dengan pakaian yang biasa kami gunakan untuk maksiat." Kemudian mereka dilarang dari perbuatan tersebut (mereka berkata, "Kami mendapati nenek-moyang kami mengerjakan yang demikian itu) kami hanya mengikut kepada mereka (dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.") juga. (Katakanlah) kepada mereka ("Sesungguhnya Allah tidak menyuruh mengadakan perbuatan yang keji." Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?) bahwa Allah mengatakannya; istifham atau kata tanya di sini menunjukkan makna ingkar atau sanggahan.
««•»»
And when they commit any indecency, such as idolatry, or circumambulating the [Sacred] House naked, saying, ‘We cannot perform the circumambulations wearing clothes in which we were disobedient to God’ — and so they forbade this [wearing of clothes] — they say, ‘We found our fathers practising it, and so we followed their example, and God has, also, enjoined it on us’. Say, to them: ‘God does not enjoin indecency. Do you say concerning God that which you do not know?’, that He has said? (the interrogative is meant as a repudiation).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 27][AYAT 29]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
28of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=28&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:28

[007] Al A'raaf Ayat 027

««•»»
Surah Al A'raaf 27

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

««•»»
yaa banii aadama laa yaftinannakumu alsysyaythaanu kamaa akhraja abawaykum mina aljannati yanzi'u 'anhumaa libaasahumaa liyuriyahumaa saw-aatihimaa innahu yaraakum huwa waqabiiluhu min haytsu laa tarawnahum innaa ja'alnaa alsysyayaathiina awliyaa-a lilladziina laa yu/minuuna
««•»»
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin- pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.
««•»»
‘O Children of Adam! Do not let Satan tempt you, like he expelled your parents from paradise, stripping them of their garments to expose to them their nakedness. Indeed he sees you—he and his hosts— whence you do not see them. We have indeed made the devils friends of those who have no faith.’
««•»»

Pada ayat-ayat ini, Allah swt. menyerukan kepada anak cucu Adam sekali lagi untuk memperingati mereka jangan sampai lalai dan lengah melupakan dan menyia-nyiakan dirinya, tidak mensucikan dan membentenginya dengan takwa tetapi hendaklah mereka selalu berpikir mengingat Allah karena kalau tidak hatinya akan berkarat sebagaimana berkaratnya besi.

Dengan demikian mereka akan mempunyai kekuatan yang membaja untuk menghadapi bujukan dan rayuan setan dan selamatlah mereka dari tipu dayanya dan tidak akan mengalami nasib buruk sebagaimana yang telah dialami ibu bapak manusia yaitu Adam a.s. dengan istrinya Siti Hawa, sehingga keduanya dikeluarkan dari surga, pakaiannya tanggal sehingga auratnya kelihatan.

Setan dan pengikutnya turun-temurun memusuhi terus-menerus anak cucu Adam. Dia senantiasa mengintip dan memperhatikan di mana adanya kelemahan-kelemahan mereka di sanalah dia memasukkan jarumnya sebagai godaan dan tipuan. Dialah musuh yang sangat berbahaya karena dia melihat mereka, sedang mereka tidak melihatnya.

Dia lebih berbahaya dari musuh biasa yang dapat dilihat karena musuh-musuh lahiriah itu dapat diketahui di mana adanya dan ke mana arah tujuannya malah lebih berbahaya lagi dari musuh dalam selimut. Dia mengalir pada tubuh manusia seperti mengalirnya darah

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.:
إن الشيطان يجري من ابن آدم مجرى الدم
Sesungguhnya setan itu mengalir pada tubuh anak cucu Adam melalui saluran darah.
(H.R Bukhari dan Muslim dari Anas)

Tidak ubahnya dengan bahaya penyakit yang tidak kelihatan kecuali dengan alat mikroskop yang biasanya dibawa oleh lalat atau nyamuk yang dimasukkan ke dalam makanan dan minuman. Ia menembus masuk ke dalam tubuh tanpa diketahui yang akibatnya menyedihkan sekali karena sukar akan dapat sembuh dalam waktu singkat dan ada kemungkinan tidak dapat sembuh lagi karena parahnya. Berbeda dengan penyakit yang dapat dilihat dengan mata kepala seperti kudis dan sebagainya dengan cepat-cepat diobati dan dalam waktu singkat sudah dapat sembuh.

Kekhawatiran-kekhawatiran yang berakibat buruk seperti tersebut di atas itu dapat terjadi hanya pada manusia yang kurang atau sama sekali tidak beriman, karena mereka itulah yang akan menjadi mangsanya dan kepada merekalah Allah swt. telah menjadikan setan sebagai pemiliknya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hai anak Adam janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu) disesatkan (oleh setan) janganlah kamu mengikuti setan sehingga akibatnya kamu akan tertipu (sebagaimana ia telah mengeluarkan ibu-bapakmu) dengan senjata tipu-dayanya (dari surga, di mana ia menanggalkan) menjadi hal (daripada keduanya yaitu pakaian mereka berdua untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat masing-masing. Sesungguhnya ia) yakni setan itu (dan pengikut-pengikutnya melihat kamu) yaitu bala tentaranya (dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka) karena kehalusan jasad mereka atau karena mereka tidak berwarna. (Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin) artinya pendukung-pendukung dan teman-teman (bagi orang-orang yang tidak beriman).
««•»»
O Children of Adam! Let not Satan tempt you, lead you astray, that is, do not follow him, lest you fall into temptation, as he caused your parents to go forth from the Garden, by tempting them, stripping (yanzi‘u is a circumstantial qualifier) them of their garments to manifest to them their shameful parts. Surely he, Satan, sees you, he and his tribe, his army, from where you do not see them — because of their ethereal bodies or their being colourless. We have made the devils friends, helpers and companions, of those who do not believe.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 26][AYAT 28]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
27of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=27&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:27

[007] Al A'raaf Ayat 026

««•»»
Surah Al A'raaf 26

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
««•»»
yaa banii aadama qad anzalnaa 'alaykum libaasan yuwaarii saw-aatikum wariisyan walibaasu alttaqwaa dzaalika khayrun dzaalika min aayaati allaahi la'allahum yadzdzakkaruuna
««•»»
Hai anak Adam {530}, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa {531} itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
{530} Maksudnya Ialah: umat manusia
{531} Maksudnya Ialah: selalu bertakwa kepada Allah.
««•»»
‘O Children of Adam! We have certainly sent down to you garments to cover your nakedness, and for adornment. Yet the garment of Godwariness—that is the best.’ That is [one] of Allah’s signs, so that they may take admonition.
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menyeru kepada anak cucu Adam dan memperingatkan nikmat yang begitu banyak yang telah dianugerahkan-Nya supaya mereka tidak melakukan maksiat, tetapi hendaklah mereka bertakwa kepada-Nya di mana mereka berada,

Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw.:
اتق الله حيثما كنت
Bertakwalah kepada Allah swt. di mana saja engkau berada.
(H.R At Turmuzi dari Mu'az bin Jabal)

Dialah yang menurunkan hujan dari langit, menyebabkan adanya kapas, rami, wool dan sebagainya yang kesemuanya itu dapat dijadikan bahan pakaian sesudah diolah untuk dipakai menutupi aurat kita, tubuh kita dan untuk menahan panas dan dingin dan dipakai dalam peperangan untuk menahan senjata (baju besi), dijadikan keindahan sebagai perhiasan, satu hal yang disukai oleh Allah swt.,

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.:
إن الله جميل يحب الجمال
Sesungguhnya Allah itu sangat indah menyenangi keindahan.
(H.R Muslim dan Turmuzi dari Ibnu Mas'ud)

Ini semuanya adalah merupakan pakaian dan keindahan lahiriah. Di samping itu ada lagi macam pakaian yang sifatnya abstrak (rohaniah) jauh lebih baik dari pakaian lahiriah tadi karena ia dapat menghimpun segala macam kebaikan, yaitu takwa kepada Allah swt.

Sabda Nabi Muhammad saw.:
عليك بتقوى الله فإنها جماع كل خير
Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah karena sesungguhnya takwa itu menghimpun segala kebaikan.
(H.R Abu Ya'la dari Abu Said)

Dengan takwa itu Allah swt. senantiasa memberikan kepada kita petunjuk untuk dapat mengatasi dan keluar dari kesulitan yang dihadapi, Dia akan memberikan kepada kita rezeki dari arah yang tidak terduga-duga sebelumnya dan selalu dimudahkan urusan kita,

Sebagaimana firman Allah swt.:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًاوَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
(QS At Talaq []:2 dan 3)

Firman Allah swt.:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.
(QS At Talaq []:4)

Segala nikmat yang telah dianugerahkan Allah swt. seperti memberikan pakaian adalah tanda bagi kekuasaan Allah swt. dan membuktikan kebaikan-Nya kepada anak cucu Adam a.s. maka pada tempatnyalah kalau kita selalu mengingat Allah swt. mensyukuri nikmat-Nya, menjauhi ajakan setan dan tidak berlebih-lebihan dalam ucapan dan lain-lain sebagainya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian) Kami telah menciptakannya untuk kamu (untuk menutupi) guna menutupi (auratmu dan pakaian perhiasan) pakaian yang digunakan sebagai perhiasan. (Dan pakaian takwa) yakni amal saleh dan akhlak yang baik; dengan dibaca nashab karena diathafkan kepada lafal libaasan, dan dibaca rafa` sebagai mubtada sedangkan khabarnya ialah jumlah berikut ini (itulah yang lebih baik. Yang demikian itu adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah) bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Nya (mudah-mudahan mereka selalu ingat) kemudian mau beriman; di dalam jumlah ini terkandung iltifat atau kata sindiran terhadap mukhathab atau orang yang diajak bicara.
««•»»
O Children of Adam! We have sent down on you a garment, that is, We have created it for you, to conceal, to cover up, your shameful parts, and feathers, meaning all that one adorns oneself with of garments, and the garment of God-fearing, righteous deeds and virtuous traits (read as libāsa’l-taqwā, ‘the garment of God-fearing’, as a supplement to the preceding libāsan, ‘a garment’; or read as libāsu’l-tawqā as the subject, the predicate of which is the [following] sentence) that is best; that is one of God’s signs, the proofs of His power; perhaps they will remember, and believe (the address shifts from the second [to the third] person).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 25][AYAT 27]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
26of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=26&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:26

[007] Al A'raaf Ayat 025

««•»»
Surah Al A'raaf 25

قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ
««•»»
qaala fiihaa tahyawna wafiihaa tamuutuuna waminhaa tukhrajuuna
««•»»
Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.
««•»»
He said, ‘In it you will live, and in it you will die; and from it you will be raised [from the dead].’
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa di bumi inilah mereka akan hidup sepanjang umur yang telah ditakdirkan bagi mereka dan di bumi ini pula mereka akan mati apabila sampai ajal mereka, suatu ketentuan yang tak dapat diubah lagi, tidak bisa dimajukan dan tidak bisa pula ditangguhkan,

Sebagaimana firman Allah swt.:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula dapat memajukannya.
(QS Al A'raaf [7]:34)

Dan firman-Nya lagi:
وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya (ajalnya).
(QS Al Munafiqun []:11)

Selanjutnya di bumi ini pulalah mereka akan dibangkitkan dan ayat 25 ini,

Sejalan dengan firman Allah swt.:
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu, dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.
(QS Thahaa [20]:55)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Allah berfirman, "Di muka bumi itu kamu hidup dan di muka bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu pula kamu akan dikeluarkan") dibangkitkan, dengan memakai bina fa`il dan bina maf`ul atau bentuk aktif dan bentuk pasif.
««•»»
Said He, ‘There, that is, [on] earth, you shall live, and there you shall die, and from there you shall be brought forth’, through the Resurrection (read active takhrujūn, ‘you shall come forth’, or passive tukhrajūn, ‘you shall be brought forth’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 24][AYAT 26]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
25of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=25&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#7:25

Minggu, 22 Maret 2015

[007] Al A'raaf Ayat 024

««•»»
Surah Al A'raaf 24

قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
««•»»
qaala ihbithuu ba'dhukum liba'dhin 'aduwwun walakum fii al-ardhi mustaqarrun wamataa'un ilaa hiinin
««•»»
Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan".
««•»»
He said, ‘Get down, being enemies of one another! On the earth shall be your abode and sustenance for a time.’
««•»»

Setelah selesai peristiwa Adam a.s. sejak dia membuat kedurhakaan yang menjadikan dia sesat, lalu dia taubat dan taubatnya diterima Allah swt. sehingga menjadilah dia orang pilihan kembali dan mendapatkan pimpinan dari Allah swt.

Sebagaimana firman-Nya:
وَعَصَى ءَادَمُ رَبَّهُ فَغَوَى(121)ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى(122)قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
Dan durhakalah Adam kepada Tuhan, maka sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. Allah berfirman, "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama."
(QS Thahaa [20]:121,122 dan 123)

Telah menjadi sunnatullah bahwa setiap perbuatan buruk akan mempunyai akibat yang buruk pula. Di bumi ini akan terjadilah permusuhan, sebagian akan menjadi musuh dari sebagian yang lain. Iblis dan kawan-kawannya akan selalu memusuhi anak cucu Adam a.s. Sebaliknya anak cucu Adam a.s. harus selalu waspada dan tetap memandang dan menjadikan iblis itu musuh yang sangat berbahaya karena kalau tidak mereka akan dijebloskan ke dalam neraka,

Sebagai firman Allah swt.:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.
(QS Faathir [35]:6)

Mereka akan tinggal dan menetap di bumi dilengkapi dengan sumber penghidupan yang menjadi kesenangannya sampai kepada waktu yang telah ditentukan oleh Allah swt., yaitu pada waktu berakhirnya ajal dan tibanya hari kiamat,

Sesuai dengan firman Allah swt.:
وَلَقَد مَكَّنّاكُم فِي الأَرضِ وَجَعَلنا لَكُم فيها مَعايِشَ ۗ قَليلًا ما تَشكُرونَ
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
(QS Al A'raaf [7]:10)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Allah berfirman, "Turunlah kamu sekalian) yakni Adam dan Hawa serta anak-cucu kamu yang masih berada di dalam diri kamu (sebagian kamu) maksudnya sebagian keturunan (menjadi musuh bagi sebagian yang lain) sebagian mereka berlaku aniaya terhadap sebagian yang lainnya. (Dan kamu di muka bumi mempunyai tempat kediaman) yaitu tempat tinggal (dan kesenangan) tempat bersenang-senang (sampai waktu yang ditentukan.") apabila ajal kamu telah sampai pada saatnya.
««•»»
Said He, ‘Go down, that is, Adam and Eve, with all those you comprise of your seed, each of you, each seed, an enemy to the other, on account of the wrong each does to the another. There will be for you on earth an abode, a place of settlement, and enjoyment for a while’, [until] your terms [of life] are fulfilled.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 23][AYAT 25]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
24of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=24&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:24

Sabtu, 14 Maret 2015

[007] Al A'raaf Ayat 023

««•»»
Surah Al A'raaf 23
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
««•»»
qaalaa rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa-in lam taghfir lanaa watarhamnaa lanakuunanna mina alkhaasiriina
««•»»
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
««•»»
They said, ‘Our Lord, we have wronged ourselves! If You do not forgive us and have mercy upon us, we will surely be among the losers.’
««•»»

Setelah Adam a.s. dan istrinya menyadari kesalahan yang diperbuatnya, yaitu menuruti ajakan setan dan meninggalkan perintah Allah swt. dia segera bertaubat, menyesali perbuatannya.

Dengan segala rendah hati, penuh khusyuk dan di waktu Nabi Adam a.s. berdoa dia mengucapkan:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."
(QS Al A'raaf [7]:23)
Atas ucapan doa yang benar-benar keluar dari lubuk hatinya dengan penuh kesadaran disertai dengan keikhlasan, maka Allah swt. memperkenankan doanya, mengampuni dosanya dan melimpahkan rahmat kepadanya.

Firman Allah swt.:
فَتَلَقَّى ءَادَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
(Q.S Al Baqarah [2]:37)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri) oleh sebab perbuatan maksiat kami berdua (dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.")
««•»»
They said, ‘Our Lord, we have wronged ourselves, by our act of disobedience, and if You do not forgive us and have mercy on us, we shall surely be among the lost’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 22][AYAT 24]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
23of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=23&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#7:23

[007] Al A'raaf Ayat 022

««•»»
Surah Al A'raaf 22

فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ
««•»»
fadallaahumaa bighuruurin falammaa dzaaqaa alsysyajarata badat lahumaa saw-aatuhumaa wathafiqaa yakhshifaani 'alayhimaa min waraqi aljannati wanaadaahumaa rabbuhumaa alam anhakumaa 'an tilkumaa alsysyajarati wa-aqul lakumaa inna alsysyaythaana lakumaa 'aduwwun mubiinun
««•»»
Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
««•»»
Thus he brought about their fall by deception. So when they tasted of the tree, their nakedness became exposed to them, and they began to stitch over themselves with the leaves of paradise. Their Lord called out to them, ‘Did I not forbid you from that tree, and tell you, “Satan is indeed your manifest enemy?” ’
««•»»

Dengan cara ini tampak oleh Adam kesungguhan iblis yang tidak sedikit pun membayang di mukanya sesuatu yang mencurigakan, dan apa yang dikemukakannya dan diadviskannya itu adalah bohong atau tipu daya belaka, maka terpengaruhlah keduanya kepada bujukan iblis penipu itu, lalu memakan buah pohon yang Allah melarang mendekatinya, lalu keduanya lupa sama sekali akan kedudukan mereka dan larangan Allah kepada mereka,

Sebagaimana firman Allah:
وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى ءَادَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu) dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.
(QS Thaha [20]:115)

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa yang terpengaruh lebih dahulu dari bujukan iblis itu ialah Hawa yang kemudian menyuruh suaminya memakan buah yang dilarang Allah memakannya sebagaimana pengakuan Adam a.s. di dalam riwayat berikut: Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa ketika Adam memakan buah kayu itu dikatakan kepadanya, kenapa kamu memakan buah kayu yang Aku larang memakannya itu? Adam menjawab: "Hawa yang menyuruh saya." Kenyataan menunjukkan bahwa wanita itu mudah dan gampang terpengaruh kepada sesuatu apalagi yang berupa bujukan dan rayuan tanpa memikirkan dan memperhitungkan akibatnya, kecuali yang kuat imannya. Tatkala keduanya telah merasakan buah yang dimakannya itu, maka mulai tampak oleh mereka aurat masing-masing. Adam a.s. ketika melihat auratnya memetik daun pohon di dalam surga untuk menutupi auratnya, demikian pula Hawa.

Setelah kejadian tersebut Allah swt. mencercanya karena tidak mengindahkan larangan-Nya dan tidak mematuhi-Nya namun ia terpedaya dan menuruti bujukan iblis penipu itu lalu memperingatkannya: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua mendekati pohon itu dan memakan buahnya. Dan telah menandaskan kepadamu, bahwa setan itu adalah musuhmu yang nyata apabila kamu turutkan kemauan dan kehendaknya Aku mengeluarkan kamu dari kehidupan yang lapang, senang dan bahagia kepada kehidupan yang penuh kesulitan, penderitaan dan kesusahan."

Sejalan dengan hal tersebut Allah swt. berfirman:
فَقُلْنَا يَاآدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى
Maka Kami berkata: "Hai Adam sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga yang menyebabkan kamu jadi celaka."
(QS Thaha [20]:117)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka setan membujuk keduanya) untuk menurunkan kedudukan keduanya (dengan tipu daya) darinya. (Tatkala keduanya telah merasai buah pohon itu) mereka berdua telah memakannya (nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya) yakni kedua kemaluan masing-masing tampak oleh lainnya; kedua anggota tubuh itu dinamakan sau`ah, sebab jika terbuka akan membuat malu orang yang bersangkutan (dan mulailah keduanya menutupi) maksud keduanya mengambil penutup untuk menutupi (kedua auratnya dengan daun-daun surga) untuk menutupinya.

(Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu, 'Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua.')" yang jelas permusuhannya; kata tanya menunjukkan makna penegasan.
««•»»
Thus did he lead them on, [thus] did he debase them in their status, by delusion, on his part; and when they tasted of the tree, that is, [when] they ate of it, their shameful parts were manifested to them, that is, the front [private part] of each was revealed to the other, as well as their behinds — each of these parts is called saw’a, ‘shameful’, because its exposure ‘shames’ (yasū’u) that person — and they began to piece together, they began to stick, onto themselves some of the leaves of the Garden, to cover themselves up therewith. And their Lord called them: ‘Did I not prohibit you from this tree, and say to you, “Verily Satan is a manifest enemy to you”?’, one whose enmity is evident? (the interrogative is meant as an affirmative).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 21][AYAT 23]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
22of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=22&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:22