Jumat, 05 Juni 2015

[007] Al A'raaf Ayat 056

««•»»
Surah Al A'raaf 56

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
««•»»
walaa tufsiduu fii al-ardhi ba'da ishlaahihaa waud'uuhu khawfan wathama'an inna rahmata allaahi qariibun mina almuhsiniina
««•»»
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
««•»»
And do not cause corruption on the earth after its restoration, and supplicate Him with fear and hope: indeed Allah’s mercy is close to the virtuous.
««•»»

Dalam ayat ini Allah swt. melarang jangan membuat kerusakan di permukaan bumi. Larangan membuat kerusakan ini mencakup semua bidang, merusak pergaulan, merusak jasmani dan rohani orang lain, merusak penghidupan dan sumber-sumber penghidupan, (seperti bertani, berdagang, membuka perusahaan dan lain-lainnya). Padahal bumi tempat hidup ini sudah dijadikan Allah cukup baik. Mempunyai gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain yang semuanya itu dijadikan Allah untuk manusia agar dapat diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai dirusak dan dibinasakan. Selain dari itu untuk manusia-manusia yang mendiami bumi Allah ini, sengaja Allah menurunkan agama dan diutusnya para nabi dan rasul-rasul supaya mereka mendapat petunjuk dan pedoman dalam hidupnya, agar tercipta hidup yang aman dan damai. Dan terakhir diutus-Nya Nabi Muhammad saw. sebagai rasul yang membawa ajaran Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam.

Bila manusia-manusia sudah baik, maka seluruhnya akan menjadi baik, agama akan baik, negara akan baik, dan bangsa akan baik. Sesudah Allah melarang membuat kerusakan, maka di akhir ayat ini diulang lagi tentang adab berdoa. Dalam berdoa kepada Allah baik untuk duniawi maupun ukhrawi selain dengan sepenuh hati, khusyuk diri dan dengan suara yang lembut, hendaklah juga disertai dengan perasaan takut dan penuh harapan. Takut kalau-kalau doanya tidak diterima-Nya dan mendapat ampunan dan pahala-Nya. Berdoa kepada Allah dengan cara yang tersebut dalam ayat ini akan mempertebal keyakinan dan akan menjauhkan diri dari keputus-asaan. Sebab langsung meminta kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Kaya, lambat laun apa yang diminta itu tentu akan dikabulkan-Nya. Rahmat Allah dekat sekali kepada orang-orang yang berbuat baik. Berdoa termasuk berbuat baik, maka rahmat Allah tentu dekat kepadanya. Setiap orang yang suka berbuat baik, berarti orang itu sudah dekat kepada rahmat Allah.

Anjuran berbuat baik banyak sekali ditemui dalam Alquran. Berbuat baik kepada tetangga dan kepada sesama manusia pada umumnya. Berbuat baik juga dituntut kepada selain manusia, seperti kepada binatang dan lain-lainnya. Sehingga kalau akan menyembelih binatang dianjurkan sebaik-baiknya, yaitu dengan pisau yang tajam tidak menyebabkan penderitaan bagi binatang itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan maksiat (sesudah Allah memperbaikinya) dengan cara mengutus rasul-rasul (dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut) terhadap siksaan-Nya (dan dengan penuh harap) terhadap rahmat-Nya. (Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik) yakni orang-orang yang taat. Lafal qariib berbentuk mudzakkar padahal menjadi khabar lafal rahmah yang muannats, hal ini karena lafal rahmah dimudhafkan kepada lafal Allah.
««•»»
And work not corruption in the land, through idolatry and acts of disobedience, after it has been set right, as a result of the sending forth of messengers [to it], and call upon Him in fear, of His punishment, and in hope, of His mercy — surely the mercy of God is near to the virtuous, the obedient (qarīb, ‘near’, as the predicate of [the feminine noun] rahma, ‘mercy’, is in the masculine because it [rahma] is annexed to Allāh, ‘God’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 55][AYAT 57]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
56of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=56&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:56

[007] Al A'raaf Ayat 055

««•»»
Surah Al A'raaf 55

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
««•»»
ud'uu rabbakum tadharru'an wakhufyatan innahu laa yuhibbu almu'tadiina
««•»»
Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas {549}.
{549} Maksudnya: melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta.
««•»»
Supplicate your Lord, beseechingly and secretly. Indeed He does not like the transgressors.
««•»»

Ayat ini mengandung adab-adab dalam berdoa kepada Allah. Berdoa adalah suatu munajat antara seorang hamba dengan Tuhannya untuk menyampaikan suatu permintaan agar Allah dapat mengabulkannya. Maka berdoa kepada Allah hendaklah dengan sepenuh kerendahan hati, dengan betul-betul khusyuk dan berserah diri. Kemudian berdoa itu disampaikan dengan suara lunak dan lembut yang keluar dari hati sanubari yang bersih. Berdoa dengan suara yang keras menghilangkan kekhusyukan dan mungkin menjurus kepada ria dan pengaruh-pengaruh lainnya dan dapat mengakibatkan doa itu tidak dikabulkan Allah. Tidak perlulah doa itu dengan suara yang keras, sebab Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asyari r.a. dia berkata: Ketika kami bersama-sama Rasulullah saw. dalam perjalanan, terdengarlah orang-orang membaca takbir dengan suara yang keras.

Maka Rasulullah bersabda:
إربعون على أنفسكم فإنكم لا تدعون اصم ولا غائبا إنكم تدعون سميعا قريبا وهو معكم
Sayangilah dirimu jangan bersuara keras karena kamu tidak menyeru kepada yang pekak dan yang jauh. Sesungguhnya kamu menyeru Allah Yang Maha Mendengar lagi Dekat dan Dia selalu beserta kamu.
(HR Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al 'Asy'ari)

Bersuara keras dalam berdoa bisa mengganggu orang, lebih-lebih orang yang sedang beribadat, baik dalam masjid atau di tempat-tempat ibadat yang lain, kecuali yang dibolehkan dengan suara keras, seperti talbiyah dalam musim haji dan membaca takbir pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Allah swt. memuji Nabi Zakaria a.s. yang berdoa dengan suara lembut.

Firman Allah:
خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ تَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
(QS Maryam [19]:3)

Kemudian ayat ini ditutup dengan peringatan: "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." Maksudnya dilarang melampaui batas dalam segala hal, termasuk berdoa. Tiap-tiap sesuatu sudah ditentukan batasnya yang harus diperhatikan, jangan sampai dilampaui.

Firman Allah:
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang zalim.
(QS Al Baqarah [2]:229)

Bersuara keras dan berlebih-lebihan dalam berdoa termasuk melampaui batas Allah tidak menyukainya. Termasuk juga melampaui batas dalam berdoa, meminta sesuatu yang mustahil adanya menurut syara' atau pun akal, seperti seseorang meminta supaya dia menjadi kaya, tetapi tidak mau berusaha atau seseorang menginginkan agar dosanya diampuni tetapi dia masih terus bergelimang berbuat dosa dan lain-lainnya. Berdoa seperti itu, namanya ingin merubah sunnatullah yang mustahil terjadinya.

Firman Allah:
فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلًا
Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapatkan pergantian bagi sunah Allah dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah itu.
(QS Faathir [35]:43)

Termasuk juga melampaui batas, bila berdoa itu dihadapkan kepada selain Allah atau dengan memakai perantara orang yang sudah mati. Cara yang begini adalah melampaui batas yang sangat tercela. Berdoa itu hanya dihadapkan kepada Allah saja, tidak boleh menyimpang kepada yang lain. Berdoa dengan memakai perantara (wasilah) kepada orang yang sudah mati termasuk yang melampaui batas juga, seperti orang yang menyembah dan berdoa kepada malaikat, kepada wali-wali, kepada matahari, bulan dan lain-lainnya.

Firman Allah:
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِهِ فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا
Katakanlah, "Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya dari padamu dan tidak pula memindahkannya." Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.
(QS Al Israa' [17]:56 dan 57)

Sabda Rasulullah saw.:
وروى عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: سلو الله لي الوسيلة قالوا: وما الوسيلة؟ قال القرب من الله عزوجل ثم قرأ: يبتغون إلى ربهم الوسيلة أيهم أقرب
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: "Telah bersabda Rasulullah saw., "Mintalah kepada Allah wasilah untukku." Mereka bertanya, "Ya Rasulullah, apakah wasilah itu?" Rasulullah menjawab, "Dekat dengan Allah Azza Wa Jalla." Kemudian Rasulullah membaca ayat: (Mereka sendiri) mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat kepada Allah.
(H.R Turmuzi dari Ibnu Mardawaih)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri) menjadi hal, yakni merendahkan diri (dan dengan suara yang lembut) secara berbisik-bisik (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas) di dalam berdoa. Seperti banyak berbicara dengan suara yang keras.
««•»»
Call upon your Lord humbly (tadarru‘an is a circumstantial qualifier), in subservience, and quietly, in secret. Truly, He loves not the aggressors, who are braggarts and loud-mouthed in [their] supplications.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 54][AYAT 56]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
55of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=55&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:55

[007] Al A'raaf Ayat 054



««•»»
Surah Al A'raaf 54

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
««•»»
inna rabbakumu allaahu alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha fii sittati ayyaamin tsumma istawaa 'alaa al'arsyi yughsyii allayla alnnahaara yathlubuhu hatsiitsan waalsysyamsa waalqamara waalnnujuuma musakhkharaatin bi-amrihi alaa lahu alkhalqu waal-amru tabaaraka allaahu rabbu al'aalamiina
««•»»
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy {548}. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang- bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
{548} Bersemayam di atas `Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
««•»»
Indeed your Lord is Allah, who created the heavens and the earth in six days, and then settled on the Throne. He draws the night’s cover over the day, which pursues it swiftly, and [He created] the sun, the moon, and the stars, [all of them] disposed by His command. Look! All creation and command belong to Him. Blessed is Allah, the Lord of all the worlds.
««•»»

Pada permulaan ayat ini Allah menegaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa). Dialah Pemilik, Penguasa dan Pengaturnya, Dialah Tuhan yang berhak disembah dan kepada-Nyalah manusia harus meminta pertolongan.

Walaupun yang disebutkan dalam ayat ini hanya langit dan bumi saja, tetapi yang dimaksud ialah semua yang ada di alam ini karena yang dimaksud dengan langit ialah semua alam yang di atas, dan yang dimaksud dengan bumi ialah semua alam yang di bawah, dan termasuk pula alam yang ada di antara langit dan bumi,

sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy.
(QS Al Furqaan [25]:59)

Adapun yang dimaksud dengan enam hari ialah enam masa yang telah ditentukan Allah, bukan enam hari yang kita kenal ini yaitu hari sesudah terciptanya langit dan bumi sedang hari dalam ayat ini adalah sebelum itu. Adapun mengenai lamanya sehari itu hanya Allah yang mengetahui, sebab dalam Alquran sendiri ada yang diterangkan seribu tahun,

seperti dalam firman-Nya yang disebutkan:
وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
Sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu.
(QS Al Hajj [22]:47)

Dan ada pula yang diterangkan lima puluh ribu tahun seperti dalam firman-Nya:
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.
(QS Al Ma'arij [70]:4)

Ada beberapa hadis yang menunjukkan bahwa hari yang enam itu ialah hari-hari kita sekarang di antaranya yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah. Abu Hurairah berkata:

Rasulullah memegang tanganku lalu bersabda, "Allah menciptakan tanah pada hari Sabtu, menciptakan bukit-bukit pada hari Ahad, menciptakan pohon pada hari Senin, menciptakan hal-hal yang tak baik pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu, menciptakan gunung-gunung pada hari Kamis dan menciptakan Adam sesudah Asar pada hari Jumat pada saat terakhir itu antara waktu Asar dan permulaan malam."
(H.R Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah)

Hadis ini ditolak oleh para ahli hadis karena bertentangan dengan nas Alquran. Dari segi sanadnya pun hadis ini adalah lemah karena diriwayatkan oleh Hajjad bin Muhammad Al-Ajwar dari Juraij yang sudah miring otaknya di akhir hayatnya. Menurut Al-Manar hadis ini termasuk hadis-hadis Israiliat yang dibikin oleh kaum Yahudi dan Nasrani dan dikatakan dari Rasulullah saw. Pada ayat-ayat yang lain diterangkan lebih terperinci lagi tentang masa-masa penciptaan langit dan bumi,

seperti terdapat dalam firman Allah swt.:
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?" (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam.
(QS Fushshilat [41]:9)

Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahi dan menentukan pada kadar makanan-makanan penghuninya dalam empat masa yang sama (cukup) sesuai bagi segala yang memerlukannya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, berkata Allah kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab, "Kami datang dengan suka hati." Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan dia mewahyukan kepada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang terdekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Dari ayat-ayat tersebut dapatlah kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
  1. Penciptaan bumi yang berasal dari gumpalan-gumpalan yang kelihatan seperti asap adalah dua masa dan penciptaan tanah, bukit-bukit gunung-gunung dan bermacam-macam tumbuh-tumbuhan dan bintang dalam dua masa pula. Dengan demikian sempurnalah penciptaan bumi dan segala isinya dalam empat masa.
  2. Penciptaan langit yang berasal dari gumpalan-gumpalan kabut itu dengan segala isinya dalam dua masa pula. Adapun bagaimana prosesnya kejadian langit dan bumi Alquran tidak menjelaskannya secara terperinci dan kewajiban para ahli untuk menyelidikinya dan mengetahui waktu atau masa yang diperlukan untuk masing-masing tahap dari tahap-tahap kejadiannya.
Kemudian setelah selesai penciptaan langit dan bumi, Allah bersemayam di atas Arasy mengurus dan mengatur semua urusan yang berhubungan dengan langit dan bumi itu sesuai dengan ilmu dan kebijaksanaan-Nya. Tentang bagaimana Allah bersemayam di atas Arasy-Nya dan bagaimana Dia mengatur semesta alam ini tidaklah dapat disamakan atau digambarkan seperti bersemayamnya seorang raja di atas singgasananya karena Allah tidak boleh dimisalkan atau dicontohkan dengan makhluk-Nya. Namun hal ini harus dipercayai dan diimani dan Dia sendirilah Yang Mengetahui bagaimana hakikatnya. Para sahabat Nabi tak ada yang merasa ragu dalam hatinya mengenai bersemayam Allah di atas Arsy. Mereka meyakini hal itu dan beriman kepadanya tanpa mengetahui bagaimana gambarnya. Demikianlah dari Rabi'ah guru Imam Malik bahwa dia berkata ketika ditanyakan kepadanya masalah bersemayamnya Allah di atas Arasy sebagai berikut: "Bersemayamnya Allah adalah suatu hal yang tidak asing lagi tetapi bagaimana caranya tidak dapat dipikirkan."

Kerasulan itu adalah dari Allah dan kewajiban rasul ialah menyampaikan, maka kewajiban manusia ialah membenarkannya. Demikianlah pendapat dan pendirian ulama-ulama dari dahulu sampai sekarang, maka tidak wajarlah manusia memberanikan diri untuk menggambarkan atau mencontohkan bagaimana bersemayam-Nya Allah di atas Arasy-Nya. Na'im bin Ahmad guru Imam Bukhari berkata tentang hal itu, "Orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya adalah kafir, orang yang mengingkari sifat Allah sebagaimana diterangkan-Nya (dalam kitab-Nya) adalah kafir, dan tiadalah dalam sifat Allah yang diterangkan-Nya atau diterangkan oleh Rasul-Nya sesuatu penyerupaan. Maka barang siapa yang menetapkan hal-hal yang diterima dari hadis yang sahih sesuai dengan keagungan Allah dan meniadakan sifat-sifat kekurangannya bagi-Nya, maka sesungguhnya dia telah menempuh jalan yang benar."

Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Dialah yang menutupi siang dan malam sehingga hilanglah cahaya matahari di permukaan bumi dan hal ini berlaku sangat cepat. Maksudnya malam itu selalu mengejar cahaya matahari telah tertutup terjadilah malam dan di tempat yang belum terkejar oleh malam, matahari tetap meneranginya dan di sana tetaplah siang. Demikianlah seterusnya pergantiannya siang dengan malam atau pergantian malam dengan sifat.

Dalam ayat lain Allah berfirman:
خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
(QS Az Zumar [39]:5)

Hal ini terjadi karena bumi berbentuk bulat selalu berputar pada sumbunya di bawah matahari maka dengan demikian pada muka bumi yang kena cahaya matahari terjadilah siang dan pada muka bumi yang tidak terkena cahayanya terjadilah malam. Kemudian Allah menerangkan pula bahwa matahari, bulan dan bintang semuanya tunduk di bawah perintah-Nya dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan-Nya bagi masing-masingnya. Semuanya bergerak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan-Nya dan di antaranya tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetapkan itu. Dengan demikian terjadilah suatu keharmonisan, suatu keserasian dalam perjalanan masing-masing sehingga tidak akan terjadi perbenturan atau tabrakan antara satu dengan yang lainnya, meskipun di langit itu terdapat milyunan bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya. Semuanya itu adalah karena Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, Maha Suci Allah Tuhan semesta alam.

Dan Dia sajalah yang patut disembah, kepada-Nyalah setiap hamba harus memanjatkan doa memohon karunia dan rahmat-Nya dan kepada-Nyalah setiap hamba harus bersyukur dan berterima kasih atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Sungguh amat jauhlah tersesatnya orang yang masih mempersekutukan-Nya dengan makhluk-Nya dan memohonkan doa kepada sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat atau mudarat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa) menurut ukuran hari dunia atau yang sepadan dengannya, sebab pada zaman itu masih belum ada matahari. Akan tetapi jika Allah menghendakinya niscaya Ia dapat menciptakannya dalam sekejap mata, adapun penyebutan hal ini dimaksud guna mengajari makhluk-Nya agar tekun dan sabar dalam mengerjakan sesuatu (lalu Dia bersemayam di atas Arsy) Arsy menurut istilah bahasa artinya singgasana raja, yang dimaksud dengan bersemayam ialah yang sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.

(Dia menutupkan malam kepada siang) bisa dibaca takhfif yakni yughsyii dan dibaca tasydid, yakni yughasysyii, artinya: keduanya itu saling menutupi yang lain silih-berganti (yang mengikutinya) masing-masing di antara keduanya itu mengikuti yang lainnya (dengan cepat) secara cepat (dan diciptakan-Nya pula matahari, bulan dan bintang-bintang) dengan dibaca nashab diathafkan kepada as-samaawaat, dan dibaca rafa` sebagai mubtada sedangkan khabarnya ialah (masing-masing tunduk) patuh (kepada perintah-Nya) kepada kekuasaan-Nya (ingatlah, menciptakan itu hanya hak Allah) semuanya (dan memerintah) kesemuanya adalah hak-Nya pula (Maha Suci) Maha Besar (Allah, Tuhan) Pemelihara (semesta alam).
««•»»
Surely your Lord is God, Who created the heavens and the earth in six days, of the days of this world, that is to say, in the equivalent thereof, since there was no sun then. Had He willed He could have created them in an instant; but the reason for His not having done so is that He wanted to teach His creatures to be circumspect; then presided upon the Throne, a presiding befitting of Him (al-‘arsh, ‘throne’, in the [classical] language is the elevated seat on which a king sits). He cloaks (read yughshī or yughashshī) the night with the day, that is, He covers each one with the other: each following the other in swift pursuit — and the sun and the moon and the stars (if all of these are read in the accusative, then they constitute a supplement to al-samāwāt, ‘the heavens’, and if in the nominative, then they constitute the subject of the sentence, the predicate of which follows) have been made subservient, [have been] subdued, by His command, by His power. Verily, His is, all, creation and the command, in its entirety. Blessed, Magnified, be God, the Lord, the Master, of the Worlds!
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 53][AYAT 55]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
54of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=54&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:54


[007] Al A'raaf Ayat 053



««•»»
Surah Al A'raaf 53

هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا تَأْوِيلَهُ يَوْمَ يَأْتِي تَأْوِيلُهُ يَقُولُ الَّذِينَ نَسُوهُ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ فَهَلْ لَنَا مِنْ شُفَعَاءَ فَيَشْفَعُوا لَنَا أَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ قَدْ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ
««•»»
hal yanzhuruuna illaa ta/wiilahu yawma ya/tii ta/wiiluhu yaquulu alladziina nasuuhu min qablu qad jaa-at rusulu rabbinaa bialhaqqi fahal lanaa min syufa'aa-a fayasyfa'uu lanaa aw nuraddu fana'mala ghayra alladzii kunnaa na'malu qad khasiruu anfusahum wadhalla 'anhum maa kaanuu yaftaruuna
««•»»
Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Qur'an itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur'an itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya {547} sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?". Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan.
{547} Maksudnya: orang-orang yang tidak beramal sebagaimana yang digariskan oleh Al Quran.
««•»»
Do they await anything but its fulfillment? The day when its fulfillment comes, those who had forgotten it before will say, ‘Our Lord’s apostles had certainly brought the truth. If only we had some intercessors to intercede for us, or we would be returned, so that we may do differently from what we did!’ They have certainly ruined their souls, and what they used to fabricate has forsaken them.
««•»»

Ayat ini menerangkan bagaimana keadaan orang-orang yang tidak mau mengambil Alquran sebagai petunjuk dan pedoman dalam hidupnya untuk mencapai hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Mereka lebih mempercayai ajaran nenek moyang yang sesat itu daripada mempercayai ajaran Alquran yang nyata benarnya dan disampaikan oleh Rasulullah saw. yang benar pula. Perbuatan mereka yang seperti itu hanyalah menunggu datangnya hukuman Allah saja yang akhirnya mendatangkan penyesalan. Pada hari kiamat, apa yang mereka tunggu-tunggu itu menjadi kenyataan semuanya. Bahwa apa yang dijanjikan dan yang diancamkan oleh Rasul-rasul Allah kepada mereka itu akan terbukti, yaitu siapa yang beriman akan berbahagia dan siapa yang kafir akan sengsara dan mendapat hukuman yang berat. Pada hari itu, orang-orang yang lupa kepada Allah semasa hidupnya dan tidak mau percaya kepada rasul-rasul yang diutus Allah, mereka mengaku bahwa rasul-rasul Allah itu telah membawa kebenaran dan petunjuk, tetapi kami juga yang ragu dan menentangnya.

Pantaslah pada hari ini kami mendapat hukuman yang berat. Tak ada daya mereka pada hari itu, selain dan mengangan-angankan yang tak mungkin terjadi. Mereka berangan-angan kalau-kalau ada pertolongan dari orang-orang yang semasa hidupnya di dunia pernah dibesarkan dan disembahnya, atau dari berhala-berhala yang mereka pernah mengabdi kepadanya, atau pun dari nenek moyang mereka yang pernah mereka bertaklid buta kepadanya. Mereka juga berangan-angan kalau dapat dikembalikan hidup ke dunia, mereka akan bekerja dan beramal, tidak seperti yang dahulu lagi, tetapi berjanji akan bekerja dan beramal hanya semata-mata mencari keridaan Allah. Angan-angan mereka seperti itu tidak mungkin akan terjadi. Yang bisa menolong mereka hanyalah iman yang benar dan amal yang saleh. Tidak mungkin mereka akan dapat kembali hidup ke atas dunia, sebab alam dan seluruh isinya telah hancur dengan datangnya hari kiamat, maka di akhir ayat ini dijelaskan, bahwa mereka telah merugi. \

Di dunia mereka merugi karena telah mengotori dirinya dengan syirik dan mengerjakan bermacam-macam maksiat. Tidak mereka pergunakan waktu hidup mereka untuk membersihkan diri dengan tauhid dan mengerjakan amal saleh.

Sedang pada hari kiamat mereka merugi, karena semua yang mereka kerjakan di dunia adalah sesat tidak membawa keuntungan sedikit pun. Hilang dan lenyaplah dari pandangan mereka apa yang mereka ada-adakan selama ini. Mereka mengharapkan syafaat dari segala sesuatu yang mereka sembah. Syafaat yang diharap-harapkan itu hilang lenyap dan tak kunjung datang. Akhirnya timbul penyesalan dan kerugian, disangka akan masuk surga, kiranya dibenam dalam neraka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Tiadalah mereka menunggu-nunggu) mereka tidak menunggu (kecuali terlaksananya kebenaran Alquran itu) akibat dari apa yang ada di dalamnya. (Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Alquran itu) yaitu hari kiamat (berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu,) mereka tidak mau beriman kepada Alquran ("Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi syafaat kepada kami atau) dapatkah (kami dikembalikan) ke dunia (sehingga dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?") kami akan mentauhidkan Allah dan meninggalkan kemusyrikan. Kemudian dikatakan kepada mereka, "Tidak dapat." Allah swt. berfirman, (Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri) sebab mereka menjadi binasa (dan lenyaplah) maksudnya hilanglah (dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan) sebagai sekutu Allah yang mereka buat-buat sendiri.
««•»»
Are they waiting — they are not waiting — for anything but its fulfilment, the consequences of what is in it? On the day when its fulfilment comes, which will be [on] the Day of Resurrection, those who were forgetful of it before, [those who] neglected to believe in it, shall say, ‘Indeed, our Lord’s messengers came with the truth. Have we then any intercessors, that they may intercede for us, or shall we be returned, to the world, that we may act otherwise than we used to act?’, [and instead] affirm God’s Oneness and refrain from associating others with Him. It will then be said to them, ‘No!’ God, exalted be He, says: Verily they have lost their souls, for they have ended up in perdition, and that which they used to invent, in alleging [that God has] a partner, has failed, has abandoned, them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 52][AYAT 54]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
53of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=53&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:53


[007] Al A'raaf Ayat 052



««•»»
Surah Al A'raaf 52

وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
««•»»
walaqad ji/naahum bikitaabin fashshalnaahu 'alaa 'ilmin hudan warahmatan liqawmin yu/minuuna
««•»»
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Qur'an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami  546 ; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.{ 546  Maksudnya: atas dasar pengetahuan Kami tentang apa yang menjadi kemashlahatan bagi hamba-hamba Kami di dunia dan akhirat.
««•»»
Certainly We have brought them a Book, which We have elaborated with knowledge, as a guidance and mercy for a people who have faith.
««•»»

Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan tentang sebuah kitab yang telah diturunkan kepada manusia, yaitu kitab Alquran itu adalah sebuah kitab samawi yang mengandung penjelasan-penjelasan dan petunjuk-petunjuk bagi manusia dan ayat-ayat yang cukup jelas dan terang dan telah dijelaskan oleh Allah kepada manusia dengan perantaraan Rasul-Nya Muhammad saw. sampai mereka tahu akan hukum, pelajaran-pelajaran, riwayat-riwayat dan arti yang terkandung di dalamnya. Sehingga dengan begitu manusia dapat membikin bersih jiwanya dari bermacam kotoran dan dapat mencapai kebahagiaan dalam hidup mereka, baik kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan di akhirat. Juga Alquran itu menjadi petunjuk dan rahmat bagi manusia-manusia yang beriman yang mempercayai bahwa Alquran itu adalah kitab suci dari Allah, sehingga mereka yakin, bahwa mengamalkan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-larangan-Nya yang tersebut dalam kitab suci itu, tentu akan mendatangkan kebahagiaan dan rahmat.

Bila seorang mau mempelajari itu keseluruhannya, maka akan dijumpailah pokok-pokok dasar agama secara umum, baik yang berhubungan dengan akidah dan ibadah, maupun yang berhubungan dengan muamalah, pergaulan yang luas antar bangsa di dunia ini.

Dengan adanya kitab sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia, maka akan hilanglah penyakit taklid, yaitu taklid buta mengikuti cara-cara nenek moyang dan guru-guru yang tak sesuai dengan ajaran Alquran. Akan tidak kedengaran lagi kata-kata,

seperti yang tersebut dalam firman Allah:
إِنَّا وَجَدْنَا ءَابَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى ءَاثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ
Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak mereka.
(QS Az Zukhruf [43]:23)

Akan hilanglah pula penyakit syirik, menyembah selain Allah, seperti berhala, kubur-kubur keramat dan lain-lain. Sebab Alquran mengajarkan tauhid, mengesakan Allah, kepada-Nya saja menyembah dan hanya kepada-Nya saja langsung memanjatkan doa minta tolong. Seterusnya akan menghilangkan keragu-raguan dalam segala tindakan dan perbuatan, sebab dasar pokoknya sudah ada dalam Alquran.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan kepada mereka) para penduduk Mekah (sebuah Kitab) yakni Alquran (yang Kami telah menjelaskannya) telah Kami terangkan melalui berita-beritanya, janji-janjinya dan ancaman-ancamannya (atas dasar pengetahuan Kami) menjadi hal, yakni Kami mengetahui tentang apa yang terincikan di dalamnya (menjadi petunjuk) menjadi hal bagi dhamir ha (dan rahmat bagi orang-orang yang beriman) kepadanya.
««•»»
And indeed We have brought them, that is, the people of Mecca, a Book, the Qur’ān, which We have detailed, [which] We have made clear through tidings and the Promise [of reward] and the Threat [of punishment], with knowledge (‘alā ‘ilmin is a circumstantial qualifier, in other words, ‘knowing what has been detailed in it’), a guidance (hudan is [also] a circumstantial qualifier referring to the hā’ [the suffixed pronoun of fassālnā-hu, ‘which We have detailed’]) and a mercy for a people who believe, in it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 51][AYAT 53]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
52of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=52&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:52


[007] Al A'raaf Ayat 051

««•»»
Surah Al A'raaf 51

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ
««•»»
alladziina ittakhadzuu diinahum lahwan wala'iban wagharrat-humu alhayaatu alddunyaa faalyawma nansaahum kamaa nasuu liqaa-a yawmihim haadzaa wamaa kaanuu bi-aayaatinaa yajhaduuna
««•»»
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
««•»»
Those who took their religion for diversion and play and whom the life of the world had deceived. So today We will forget them as they forgot the encounter of this day of theirs, and as they used to impugn Our signs.
««•»»

Ayat ini menerangkan siapakah orang kafir yang telah diharamkan Allah meminum air dan memakan makanan yang diberikan kepada penghuni surga. Mereka itu ialah orang-orang yang semasa hidup di dunia mengaku beragama hanyalah sekedar berolok-olok dan bermain-main saja. Mereka tidak beragama dengan maksud untuk mensucikan jiwanya dan untuk mendapatkan pahala di sisi Allah di akhirat nanti sehingga menjadi orang yang mulia dan dimuliakan dalam surga. Mereka beragama hanya sekedar nama saja, tetapi amal perbuatan mereka sehari-hari berlawanan dengan ajaran agama. Malahan kadang-kadang mereka menentang ajaran agama dan menjadi penghalang untuk berlakunya ajaran agama dalam masyarakat. Mereka dalam beragama sama dengan kelakuan anak-anak hanya sekedar bermain dan bersenda gurau saja.

Selain dari itu mereka sudah tenggelam dalam buaian hidup di dunia. Hidup mereka hanya memperturutkan kehendak hawa nafsu saja, bersenang-senang dan bergembira dengan tidak memperdulikan halal haram, yang hak dan yang batil. Mereka tidak seperti orang-orang beriman menjadikan dunia ibarat kebun untuk dapat ditanami dengan kebaikan-kebaikan yang hasilnya dapat dipetik nanti di akhirat. Mereka lupa daratan dan mereka lupa pulang ke kampung yang abadi. Karena sudah terbenam dalam gelombang keduniawian, dibuai dan diayun oleh kesenangan sementara, sedang kesenangan yang selama-lamanya mereka lupakan. Pantaslah kalau pada hari kiamat Allah melupakan mereka, tidak menolong mereka sedikit juga sebagaimana semasa hidup di dunia mereka lupa kepada Allah, seolah-olah mereka tidak akan pulang ke kampung yang abadi.

Pada hari kiamat Allah membiarkan mereka dalam api neraka yang bernyala-nyala, karena mereka tidak mau berbuat amal saleh semasa hidup di dunia, tidak percaya akan hari akhirat dan mereka selalu membantah dan mendustakan ayat-ayat Allah yang disampaikan oleh rasul-rasul-Nya bahkan mereka menentang rasul-rasul Allah itu tidak mau mempercayainya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yaitu orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-mainan dan senda-gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." Maka pada hari ini, hari kiamat, Kami melupakan mereka) Kami membiarkan mereka di dalam neraka (sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini) di mana mereka mengabaikan beramal baik untuk menghadapinya (dan sebagaimana mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami) sebagaimana mereka telah berlaku ingkar terhadapnya.
««•»»
those who took their religion for a diversion and a game, and whom the life of this world has deluded.’ Therefore today We have forgotten them, We have left them in the Fire, just as they forgot the encounter of this day of theirs, when they neglected to perform [good] deeds for it, and because they used to deny Our signs.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 50][AYAT 52]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
51of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=51&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:51

[007] Al A'raaf Ayat 050


««•»»
Surah Al A'raaf 50

وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ
««•»»
wanaadaa ash-haabu alnaari ash-haaba aljannati an afiidhuu 'alaynaa mina almaa-i aw mimmaa razaqakumu allaahu qaaluu inna allaaha harramahumaa 'alaa alkaafiriina
««•»»
Dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: " Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir,
««•»»
The inmates of the Fire will call out to the inhabitants of paradise, ‘Pour on us some water, or something of what Allah has provided you.’ They will say, ‘Allah has indeed forbidden these two to the faithless!’
««•»»

Ayat ini menerangkan, bahwa penghuni neraka meminta tolong agar diberikan sedikit air atau makanan kepada mereka sebagai rezeki dan pemberian dari Allah kepada penghuni surga. Mereka yang menghuni neraka sudah sangat haus dan lapar karena panasnya api neraka. Di dalam neraka itu, kalau mereka minta air untuk melepaskan haus, diberilah air panas yang sedang mendidih dan air tembaga dan besi yang bila diminum akan hancurlah segala isi perut mereka. Kalau mereka minta makanan karena sudah lapar, diberikanlah makanan yang terbuat dari kayu yang berduri yang tidak akan menghilangkan lapar tetapi akan menghancurkan kerongkongan. Karena tidak tahannya menanggung siksaan yang serupa itu, maka dengan tidak malu-malu mereka minta tolong kepada penghuni surga agar diberi air dan makanan, sebenarnya mereka sudah tahu, bahwa permintaan mereka tidak akan berhasil, bahkan hanya untuk menambah siksaan saja kepada mereka.

Maka permintaan mereka mendapat jawaban yang cukup menyedihkan perasaan mereka, menambah haus dan lapar mereka. Penghuni surga menjawab, "Sesungguhnya Allah swt. telah mengharamkan air dan makanan bagi orang-orang yang kafir sebagaimana Allah mengharamkan mereka masuk surga dan menambah pedih siksaan neraka bagi mereka."

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas:
ينادى الرجل أخاه فيقول: يا أخي أغثني فإني قد احترقت فافض علي من الماء فيقال: أجبه فيقول: إن الله حرمها على الكافرين
Bahwa seorang penghuni neraka memanggil kawannya, "Wahai saudaraku, tolonglah aku, sesungguhnya aku telah terbakar, maka berikanlah sedikit air kepadaku." Maka dikatakanlah kepada saudaranya (yang diminta pertolongan) itu, "Jawablah permintaan itu." Maka saudaranya membacakan ayat ini: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir."
(H.R Ibnu Abbas)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan penghuni neraka menyeru kepada penghuni surga, "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau apa yang telah direzekikan Allah kepadamu.") yaitu makanan (Mereka, para penghuni surga, menjawab, "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya) telah melarang makanan dan minuman itu (atas orang-orang kafir).
««•»»
And the inhabitants of the Fire call out to the inhabitants of Paradise [saying]: ‘Pour on us some water, or some of that, food, which God has provided you!’ They say: ‘God has forbidden, He has prohibited, both to the disbelievers,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 49][AYAT 51]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
50of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=50&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:50

[007] Al A'raaf Ayat 049



««•»»
Surah Al A'raaf 49

أَهَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ
««•»»
ahaaulaa-i alladziina aqsamtum laa yanaaluhumu allaahu birahmatin udkhuluu aljannata laa khawfun 'alaykum walaa antum tahzanuuna
««•»»
(Orang-orang di atas A'raaf bertanya kepada penghuni neraka): "Itukah orang-orang {545} yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?". (Kepada orang mu'min itu dikatakan): "Masuklah ke dalam syurga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati."
{545} Maksudnya: penghuni syurga.
««•»»
Are these[1] the ones concerning whom you swore that Allah will not extend them any mercy?’ ‘Enter paradise![2] You shall have no fear, nor shall you grieve.’
[1] That is, the people who will be about to enter paradise.
[2] Addressed to the people about to enter paradise.
««•»»

Ayat ini menerangkan kelanjutan pembicaraan penghuni A'raf dengan mereka yang tersebut di atas. Ketika pembicaraan ditujukan kepada golongan orang mukmin yang mereka anggap lemah, miskin dan hina dan yang pernah mereka siksa dulu seperti Suaib, Bilal, keluarga Yasir, dan lain-lainnya. Lalu diajukan pertanyaan kepada mereka dengan nada mencela dan menghina, "Inikah orang-orang yang kamu katakan dulu, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat dari Allah sampai kamu berani bersumpah dan berlagak sombong sambil menghina mereka? Bagaimana kenyataannya sekarang, merekalah yang beruntung dan mendapat rahmat dari Allah, sedang kamu meringkuk dalam neraka menerima segala macam azab dan siksaan Allah.

Kemudian sesudah percakapan itu, Allah swt. mempersilakan penghuni A`raf masuk ke dalam surga sesudah tertahan berapa lamanya di tempat yang bernama A'raf itu. Allah mempersilakan, "Masuklah ke dalam surga, kamu tidak usah merasa takut dan tak usah merasa sedih di dalamnya." Begitulah keadaannya orang-orang yang durhaka dan sombong semasa hidup di dunia, mereka di akhirat akan dihina dan dicela bukan saja oleh penghuni surga, tetapi juga oleh penghuni A'raf yang menunggu keputusan dari Allah untuk masuk ke dalam surga.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

("Itukah orang-orang yang telah kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?") akan tetapi telah dikatakan kepada orang-orang Islam yang lemah itu ("Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak pula kamu bersedih hati") menurut suatu qiraat dibaca dengan bina maf`ul yakni udkhiluu dan dukhiluu, jumlah nafi menjadi hal yakni perkataan tersebut ditujukan kepada mereka.
««•»»
Are these the ones of whom you swore that God would never grant them mercy?’: it has already been said to them, ‘Enter Paradise; no fear shall come upon you, nor shall you grieve’ (a variant reading [for udkhulū, ‘enter’ (imperative, second person plural)] has the passive udkhilū, ‘they have been admitted’, or dakhalū, ‘they entered’; the negation clause [‘no fear shall come upon you, nor shall you grieve’] is a circumstantial qualifier, in other words, [they enter Paradise] while this is being said to them).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 48][AYAT 50]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
49of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=49&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:49


[007] Al A'raaf Ayat 048


««•»»
Surah Al A'raaf 48

وَنَادَى أَصْحَابُ الْأَعْرَافِ رِجَالًا يَعْرِفُونَهُمْ بِسِيمَاهُمْ قَالُوا مَا أَغْنَى عَنْكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ
««•»»
wanaadaa ash-haabu al-a'raafi rijaalan ya'rifuunahum bisiimaahum qaaluu maa aghnaa 'ankum jam'ukum wamaa kuntum tastakbiruuna
««•»»
Dan orang-orang yang di atas A'raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda- tandanya dengan mengatakan: "Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfa'at kepadamu."
««•»»
And the occupants of the Elevations will call out to certain men whom they recognize by their marks, ‘Your rallying[1] did not avail you, nor what you used to disdain.
[1] Or ‘your amassing.’
««•»»

Ayat ini menerangkan percakapan penghuni A`raf dengan penghuni neraka yang terdiri dari orang-orang yang sombong takabur pada masa hidup di dunia. Orang-orang yang merasa mulia dirinya karena kekayaan dan hartanya yang banyak, mereka merasa bangga hidup di dunia, memandang hina terhadap orang-orang mukmin yang miskin dan lemah, yaitu lemah kekuatannya dan lemah kedudukannya, pengikutnya dan perjuangannya. Mereka selalu membanggakan, bahwa siapa yang hidup kaya dan mulia serta berkuasa di dunia itulah orang-orang yang akan berbahagia di akhirat dan terhindar dari azab Allah.

Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ
Dan Kami tidak mengutus pada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya." Dan mereka berkata, "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab."
(QS. Saba' [34]:34-35)

Penghuni A'raf mengenal mereka dengan tanda-tanda yang ada pada mereka, seperti yang bermuka hitam dan berdebu serta tanda-tanda yang dapat dikenal semasa hidup di dunia, seperti pemimpin Quraisy dan golongan-golongannya yang menjadi musuh Islam dan selalu menindas dan menganiaya orang-orang Islam, di antaranya Abu Jahal, Walid bin Mugirah, Ash bin Wail dan lain-lain. Penghuni A'raf mengatakan kepada mereka: "Tidakkah dapat menolongmu dari siksaan api neraka harta kekayaanmu yang banyak, kesombonganmu terhadap orang-orang mukmin yang kamu anggap lemah. Tidak adalah faedah yang kamu harapkan daripadanya agak sedikit pun berupa pahala, sehingga kamu terlepas dari bahaya yang hebat ini."

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan orang-orang yang di atas Al-A`raaf memanggil beberapa orang pemuka-pemuka) penduduk neraka (yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan, "Tidaklah memberi manfaat kepadamu) dapat menyelamatkanmu dari neraka (apa yang kamu kumpulkan) yakni harta benda atau banyaknya bilangan kamu (dan apa yang selalu kamu sombongkan itu.") yaitu kepongahanmu tidak mau beriman, kemudian orang-orang yang di atas Al-A`raaf bertanya kepada penghuni neraka seraya memberi isyarat kepada orang-orang Islam yang lemah.
««•»»
And those of the Heights call to men, from among the inhabitants of the Fire, whom they know by their mark, [saying]: ‘Your masses, of property, or your multitude, and your haughtiness, that is, your disdaining of belief, have not availed you, [as protection against] the Fire. And they also say to them, pointing to those [formerly] oppressed Muslims:
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 47][AYAT 49]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
48of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=48&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#7:48