««•»»
Surah Al A'raaf 8
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
««•»»
waalwaznu yawma-idzini alhaqqu faman tsaqulat mawaaziinuhu faulaa-ika humu almuflihuuna
««•»»
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang- orang yang beruntung.
««•»»
The weighing [of deeds] on that Day is a truth. As for those whose deeds weigh heavy in the scales —it is they who are the felicitous.
««•»»
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan adanya timbangan di akhirat nanti. Timbangan ini wajib kita percayai dan dengan timbangan itulah akan diketahui besar kecilnya, berat ringannya amal seseorang. Timbangan di akhirat nanti itu adalah timbangan yang seadil-adilnya dan tak mungkin terjadi kecurangan dalam timbangan itu,
Sebagaimana firman Allah:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun.
(Q.S Al Anbiya' [21]:47)
Barangsiapa berat timbangan amalnya karena iman yang dimilikinya adalah iman yang sebenarnya, bukan iman-imanan yang menyebabkan dia banyak melakukan kebaikan. Ibadahnya kepada Allah dilakukan sebanyak mungkin penuh dengan khusyuk dan ikhlas, dan hubungannya sesama manusia baik sekali. Dia banyak menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan, membantu pembangunan mesjid, madrasah, pesantren dan bangunan-bangunan lain yang digunakan memperbaiki dan meningkatkan akhlak umat, memelihara anak yatim dan lain sebagainya. Manusia yang demikian inilah yang akan beruntung di akhirat nanti, merasa puas menerima semua balasan amalnya di dunia,
Sebagaimana firman Allah swt.:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ
Dan adapun orang-orang yang berat timbangannya (kebaikannya), maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
(QS Al Qari'ah []:6-7)
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
««•»»
waalwaznu yawma-idzini alhaqqu faman tsaqulat mawaaziinuhu faulaa-ika humu almuflihuuna
««•»»
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang- orang yang beruntung.
««•»»
The weighing [of deeds] on that Day is a truth. As for those whose deeds weigh heavy in the scales —it is they who are the felicitous.
««•»»
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan adanya timbangan di akhirat nanti. Timbangan ini wajib kita percayai dan dengan timbangan itulah akan diketahui besar kecilnya, berat ringannya amal seseorang. Timbangan di akhirat nanti itu adalah timbangan yang seadil-adilnya dan tak mungkin terjadi kecurangan dalam timbangan itu,
Sebagaimana firman Allah:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun.
(Q.S Al Anbiya' [21]:47)
Barangsiapa berat timbangan amalnya karena iman yang dimilikinya adalah iman yang sebenarnya, bukan iman-imanan yang menyebabkan dia banyak melakukan kebaikan. Ibadahnya kepada Allah dilakukan sebanyak mungkin penuh dengan khusyuk dan ikhlas, dan hubungannya sesama manusia baik sekali. Dia banyak menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan, membantu pembangunan mesjid, madrasah, pesantren dan bangunan-bangunan lain yang digunakan memperbaiki dan meningkatkan akhlak umat, memelihara anak yatim dan lain sebagainya. Manusia yang demikian inilah yang akan beruntung di akhirat nanti, merasa puas menerima semua balasan amalnya di dunia,
Sebagaimana firman Allah swt.:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ
Dan adapun orang-orang yang berat timbangannya (kebaikannya), maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
(QS Al Qari'ah []:6-7)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan timbangan) untuk amal-amal perbuatan atau untuk lembaran-lembaran catatan amal perbuatan yang ditaruh di dalamnya. Timbangan itu memiliki jarum penunjuk berat dan dua gantungan, demikian sebagaimana yang telah dijelaskan oleh hadis. Timbangan itu ada (pada hari itu) yakni hari penghisaban yang telah disebutkan, yaitu hari kiamat (adalah benar) adalah adil, menjadi sifat dari lafal al-wazn (maka barang siapa berat timbangannya) oleh kebaikan (maka mereka itulah orang-orang yang berbahagia) orang-orang yang beruntung.
««•»»
The weighing, of deeds or of the scrolls of these [deeds] shall be — in a balance that has a tongue and two palms [as scales], as reported in a hadīth — on that day, that is, on the day of the questioning mentioned, namely, the Day of Resurrection, the true [weighing], the fair [weighing] (al-haqq, ‘the true’, is an adjectival qualification of al-wazn, ‘the weighing’). As for those whose scales are heavy, with good deeds, they are the successful, the triumphant.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 7]•[AYAT 9]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of206
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=7&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#7:8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar